Ruri nurul jannah 2.2

14
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA RURI NURUL JANNAH 12140270 5P - AK MK : PEREKONOMIAN INDONESIA

Transcript of Ruri nurul jannah 2.2

Page 1: Ruri nurul jannah 2.2

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

RURI NURUL JANNAH12140270

5P - AKMK : PEREKONOMIAN INDONESIA

Page 2: Ruri nurul jannah 2.2

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

Page 3: Ruri nurul jannah 2.2

Indonesia adalah negara yang memiliki letak geografis yang sangat strategis, karena berada di antara dua benua (Asia dan Eropa) serta dua samudra (Pasifik dan Hindia), sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran perdagangan antar benua. Perdagangan saat itu mengenal sebutan jalur sutra laut, yaitu jarur dari Tiongkok dan Indonesia yang melalui Selat Malaka menuju ke India. Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (Kekaisaran Romawi). Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan tradisional disebut oleh Van Leur mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu sangat besar. Misalnya di masa Sriwijaya, saat perdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman keemasannya.

Page 4: Ruri nurul jannah 2.2

MASA SEBELUM KEMERDEKAANDalam masa penjajahan Belanda selama 350 tahun Belanda melakukan berbagai perubahan kebijakan

dalam hal ekonomi, salah satunya dengan dibentuknya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Belanda memberikan wewenang untuk mengatur Hindia Belanda dengan tujuan menghindari persaingan antar sesama pedagang Belanda, sekaligus untuk menyaingi perusahaan imperialis lain seperti EIC milik Inggris

Untuk mempermudah aksinya di Hindia Belanda, VOC diberi hak Octrooi, yang antara lain meliputi :a. Hak mencetak uangb. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawaic. Hak menyatakan perang dan damaid. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendirie. Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja

Namun pada tahun 1795, VOC dibubarkan karena dianggap gagal dalam mengeksplorasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh :

a. Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besarb.Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besarc.Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendirid.Pembagian dividen kepada para pemegang saham, walaupun kas defisit

Page 5: Ruri nurul jannah 2.2

MASA ORDE LAMADalam menghadapi krisis ekonomi-keuangan, pemerintah menempuh berbagai kegiatan,

diantaranya :Pinjaman Nasional, menteri keuangan Ir. Soerachman dengan persetujuan Badan Pekerja

Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional yang akan dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.

Hubungan dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation (BTC) berhasil mendatangkan Kapal Martin Behrman di pelabuhan Ciberon yang mengangkut kebutuhan rakyat, namun semua muatan dirampas oleh angkatan laut Belanda.

Konferensi Ekonomi, Konferensi yang membahas mengenai peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan, sandang, serta status dan administrasi perkebunan asing.

Rencana Lima Tahunan (Kasimo Plan), memberikan anjuran memperbanyak kebun bibit dan padi ungul, mencegah penyembelihan hewan-hewan yang membantu dalam pertanian, menanami tanah terlantar di Sumatra, dan mengadakan transmigrasi.

Keikutsertaan Swasta dalam Pengembangan Ekonomi Nasional, mengaktifkan dan mengajak partisipasi swasta dalam upaya menegakkan ekonomi pada awal kemerdekaan.

Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Negara Indonesia,Sistem Ekonomi Gerakan Benteng (Benteng Group)Sistem Ekonomi Ali-Baba

Page 6: Ruri nurul jannah 2.2

.      MASA ORDE BARU

Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita

Masa Orde Reformasi Masuknya Sistem tersebut dapat  kita lihat dari beberapa Indikator yaitu :

a. Dihapusnya berbagai subsidi untuk masyarakat secara bertahap, sehingga harga barang barang strategis ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar.

b. Nilai Kurs rupiah tidak boleh dipatok dengan kurs tetap, sehingga besar kecilnya kurs rupiah akan ditentukan oleh mekanisme pasar.

c. Perusahaan BUMN  mulai beralih ke pihak swasta, sehingga peran pemerintah semakin berkurang.

d. Keikutsertaan bangsa Indonesai dalam kancah WTO dan perjanjian GATT yang semakin menunjukan komitmen bangsa Indonesia dalam tata liberalisme dunia.

Page 7: Ruri nurul jannah 2.2

PARADIGMA PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Jenis & Macam PengangguranØ  Berdasarkan Jam KerjaBerdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak

bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja

secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Ø  Berdasarkan Penyebab TerjadinyaBerdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:Pengangguran Friksional (frictional unemployment)Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan

adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengangguran Konjungtural (cycle unemployment)Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan

gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.Pengangguran Struktural (structural unemployment)Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur

ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

Page 8: Ruri nurul jannah 2.2

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN INDONESIA YANG MENUJU INDONESIA EMASA. Macam – macam Strategi Pembangunan Ekonomi1. Strategi PertumbuhanStrategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta

bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.

2. Strategi Pembangunan dengan PemerataanInti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial

engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu. 3. Strategi KetergantunganTidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif

lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi tergantungan adalah :

Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak / negara lainnya.

Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development).

4. Strategi yang Berwawasan RuangStrategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurang

mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya/maju.Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects).

5. Strategi Pendekatan Kebutuhan PokokSasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya

dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran.

Page 9: Ruri nurul jannah 2.2

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan Ekonomi

Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang digunakan dalam proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘Apa tujuan yang hendak dicapai?’

Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan yang mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan pembanguanan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah yang akan dipergunakan

Page 10: Ruri nurul jannah 2.2

C. Strategi Pembangunan IndonesiaSebelum Orde Baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori

telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi. Sedangkan pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tingi (Hyper Inflasi).

Page 11: Ruri nurul jannah 2.2

REPELITA I              : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

Kebijaksanaan pada periode Pelita I:v  Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1970, mengenai penyempurnaan tata niaga bidang eksport

dan inportv  Peraturan Agustus 1971, mengenai devaluasi mata uang Rupiah terhadap Dolar dengan sasaran

pokok kestabilan harga bahan pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, serta penyebaran barang di dalam negeri.

     REPELITA II             : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

Periode ini diisi dengan kebijaksanaan mengenai pengkreditan untuk mendorong para eksportir kecil dan menengah, disamping mendorong kemajuan pengusaha kecil/ekonomi lemah dengan produk Kredit Investasi Kecil (KIK).

v  Kebijakan Fiskalv  Kebijakan Moneter untuk menaikkan hasil produksi nasional dan menaikkan daya saing komoditi

ekspor     REPELITA III                       : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada

pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

Kebijaksanaan pada periode Pelita III :v  Tata cara pelaksanaan impor dan lalu lintas devisav  Paket kebijaksanaan imbal beli (counter purchase)v  Kebijaksanaan devaluasi dengan menurunkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar     REPELITA IV           : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha

menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

Kebijaksanaan pada periode Pelita IV :v  Kebijaksanaan untuk meningkatkan ekspor non-migas (INPRES No.4 Tahun 1985)v  6 Mei 1986 (PAKEM) mendorong sector swasta di bidang ekspor maupun penanaman modalv  Devaluasi 1986v  25 Oktober 1986 deregulasi di bidang perdagangan, moneter, dan penanaman modalv  15 Januari 1987 peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas sektor industry dalam rangka

meningkatkan ekspor non migasv  24 Desember 1987 (PAKDES) restrukturisasi bidang ekonomi, terutama memperlancar perijinan

(deregulasi)v  27 Oktober 1988 deregulasi untuk menggairahkan passer modal dan menghimpun dana

masyarakat guna biaya pembangunanv  21 November 1988 (PAKNOV) deregulasi dan debirokratisasi di bidang perdagangan dan hubungan

lautv  20 Desember 1988 (PAKDES) memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk

melakukan aktivitas yang lebih produktif     REPELITA V             : Kebijaksanaan pemerintah diarahkan kepada pengawasan, pengendalian,

dan upaya kondusif guna mempersiapkan proses tinggal landas menuju rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua.

Page 12: Ruri nurul jannah 2.2

D. Perencanaan Pembangunandefinisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokromidjojo,

manfaat perencanaan adalah :Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu persyaratan

kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.

Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaa yang akan dilalui.

Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. 

Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk

mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas

adanya secara lebih efisien dan efektif.Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau

pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan.Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis

konjungtur

Page 13: Ruri nurul jannah 2.2

Periode Orde Baru, dibagi dalam :• Periode 1945 – 1950 • Periode 1951 – 1955• Periode 1956 – 1960• Periode 1961 – 1966 

Page 14: Ruri nurul jannah 2.2

Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94