Mult KoLinear

download Mult KoLinear

of 10

Transcript of Mult KoLinear

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    1/22

     

    ELANGGARAN ASUMSI KLASIK

    MULTIKOLINEARITAS

    5.1 Pendahuluan

    Salah satu asumsi model regresi linear klasik adalah tidak terdapat

    multikolinearitas di antara variabel independen atau dengan kalimat lain dalam

    metode OLS variabel independen tidak saling berkorelasi. Istilah multikolinearitas

    mula-mula ditemukan oleh Ragnar Frisch. Pada mulanya multikolinearitas berarti

    adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti antara variabel independen.

    namun dewasa ini istilah multikolinearitas digunakan dalam pengertian yang lebih

    luas karena memasukkan unsur kolinearitas sempurna dan kurang sempurna.

    Pada bab ini akan membahas bagaimana jika variabel independen saling

     berkorelasi satu sama lain baik sempurna maupun kurang sempurna. Dengan

    sejumlah pertanyaan menarik yang melatarbelakangi pembahasan ini adalah

     bagaimana sifat dasar multikolinearitas?, apa konsekuensinya?, bagaimana kita

    dapat mendeteksinya? dan bagaimana cara mengatasinya?.

    Bab ini penting untuk dikuasai oleh para mahasiswa karena bahasan pada

     bab ini akan menjadi barometer kemampuan mahasiswa untuk menghasilkan

    model ekonometrika yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dalam

     pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian skripsi dan secara praktis

     berkaitan dengan pengambilan kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-

     pihak yang membutuhkannya.

    Kemampuan awal yang perlu dikuasai para mahasiswa adalah sudah

    menguasai atau mengikuti mata kuliah ekonomi makro dan mikro, matematika

    dan statistik. Sedangkan untuk melengkapi pemahaman para mahasiswa tentang

     bab ini para mahasiswa dapat membaca referensi-referensi lain yang berkaitan

    dengan materi tersebut.

    PBAB

    5

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    2/22

      106 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    5.1.1 Deskripsi Singkat

    Pembahasan bab ini akan dimulai dari definisi dan sifat multikolinearitas,

    kemudian dilanjutkan dengan materi sebab-sebab munculnya

    multikolinearitas, konsekuensi atau akibat multikolinearitas, cara

    mendeteksi atau mengetahui multikolinearitas dan cara penyembuhannya

    dengan menggunakan metode tertentu.

    5.1.2 Relevansi

    Diharapkan setelah mahasiswa memahami materi pelanggaran asumsi klasik

    multikolinearitas mahasiswa dengan mudah dapat menerapkannya untuk

    menghasilkan model regresi dengan estimator OLS yang BLUE yang

     bermanfaat secara ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan melalui

     penelitian skripsi dan secara praktis untuk pengambilan kebijakan. 

    5.1.3 Kompetensi Dasar

    Mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan atau mengaplikasikan model

    regresi dengan estimator OLS yang bersifat BLUE.

    5.1.4 IndikatorDengan memberikan kuliah pada bab ini maka mahasiswa diharapkan dapat:

    •  Menjelaskan definisi dan sifat dasar multikolinearitas

    •  Menjelaskan sebab-sebab terjadinya multikolinearitas

    •  Menjelaskan konsekuensi multikolinearitas

    •  Mengerti dan menerapkan cara deteksi multikolinearitas dengan beberapa

    metode.

    •  Mengerti dan menerapkan cara penyembuhan multikolinearitas dengan

    sejumlah metode.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    3/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   107 

    5.2 Penyajian Materi

    5.2.1 Definisi dan Sifat-sifat Multikolinearitas

    Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linear atau korelasi

    yang tinggi/sempurna ( perfect ) antara masing-masing variabel independen dalam

    model regresi. Multikolinearitas biasanya terjadi ketika sebagian besar variabel

    yang digunakan saling terkait dalam suatu model regresi. Oleh karena itu masalah

    multikolinearitas tidak terjadi pada regresi linier sederhana yang hanya melibatkan

    satu variabel independen.

    Contoh multikolinearitas dapat diamati dari teori konsumsi dengan

     persamaan regresi berikut:

    iiiie X  X Y    +++=

    22120  β  β  β 

    ………………………………………… (5.1) 

    dimana Y = konsumsi, X1= pendapatan, X2= kekayaan.

    Semakin besar pendapatan, maka kekayaan juga semakin besar/meningkat

    (mempunyai kolinearitas yang tinggi). Oleh karena itu, terjadi masalah

    multikolinearitas (multicollinearity).

    Tingkat kekuatan hubungan antar variabel independen dapat

    didikotomikan lemah (low collinearity), tidak berkolinear (no, collinearity),

    hampir sempurna (imperfect multicollinearity) dan sempurna ( perfect

    multicollinearity). Tingkat hubungan linear (kolinearitas) antar variabel

    independen dikatakan lemah apabila masing-masing variabel bebas atau penjelas

    hanya mempunyai sedikit sifat-sifat yang sama. Apabila antara variabel bebas

    memiliki banyak sifat-sifat yang sama dan serupa sehingga hampir tidak dapat

    lagi dibedakan tingkat pengaruhnya terhadap Y, maka tingkat kolinearnya dapat

    dikatakan serius, atau perfect , atau sempurna. Sedangkan tidak berkolinearitas jika

    antara variabel penjelas tidak mempunyai sama sekali kesamaan. Sebagai

    gambaran tingkat hubungan antara variabel independen dapat dilihat pada gambar

     berikut:

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    4/22

      108 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    5.2.2 Sebab-Sebab Multikolinearitas

    Masalah multikolinearitas timbul karena beberapa sebab (Sumodiningrat,

    2010):

    1.  Karena sifat-sifat yang terkandung dalam kebanyakan variabel ekonomi

     berubah bersama-sama sepanjang waktu. Besaran-besaran ekonomi

    dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Oleh karena itu, sekali faktor-

    faktor yang mempengaruhi itu menjadi operatif, maka seluruh variabel

    akan cenderung berubah dalam satu arah. Misalnya: penghasilan,

    tabungan, investasi, konsumsi, harga-harga dan kesempatan kerja

    cenderung meningkat dalam masa-masa makmur (boom) dan menurun

    dalam periode depresi. Oleh karena itu, dalam data time series,

     pertumbuhan dan faktor-faktor kecenderungan atau tren merupakan

     penyebab utama adanya multikolinearitas.

    2. 

    Penggunaan nilai lag dari variabel-variabel bebas tertentu dalam model

    regresi. Untuk menaksir fungsi konsumsi misalnya, penghasilan di masa

    lalu juga dimasukan sebagai variabel bebas tersendiri di samping

     penghasilan sekarang.

    c. Kolinearitas kurang d. Kolinearitas sempurna

    a. Tidak berkolinear c. Kolinearitas

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    5/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   109 

    5.2.3 Konsekuensi Multikolinearitas

    Apa konsekuensinya jika model mengandung multikolinearitas? Jika

    multikolinearitas masuk dalam kategori kolinearitas lemah sejauh ini masih dapat

    diterima secara ilmiah karena hubungan antar variabel ekonomi merupakan hal

    yang tidak bisa dihindari. Meski demikian, adanya multikolinearitas sempurna

    dan kurang sempurna memiliki konsekuensi yang serius terhadap estimator OLS

    sebagaimana yang dapat dijelaskan berikut:

    1. Multikolinearitas Sempurna

    Jika di antara 2 (dua) variabel bebas terdapat multikolinearitas sempurna

    maka konsekuensinya adalah:

    1. 

    Estimator kuadrat terkecil (OLS) tidak bisa ditentukan (indefinite)

    2. 

    Varian dan kovarian dari penaksir OLS menjadi tak terhingga besarnya.

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa multikolinearitas sempurna

    merupakan permasalahan serius dalam kasus regresi berganda.

    2. Multikolinearitas Kurang Sempurna

    Jika di antara 2 (dua) variabel bebas terdapat multikolinearitas kurang

    sempurna maka konsekuensinya adalah:

    1. 

    Walaupun bersifat BLUE, estimator OLS yang didapatkan memiliki

    varians dan kovarians yang besar, sehingga estimasi yang tepat sulit

    dilakukan.

    2. 

    Rentang kepercayaan (confidence interval ) menjadi besar.

    3. 

    Uji t untuk satu atau beberapa koefisien regresi cenderung untuk tidak

    signifikan. Kondisi ini terjadi karena nilai standar error-nya relatif besar.

    4. 

    Walaupun banyak koefisien yang tidak signifikan (dalam uji-t), akan tetapi

    nilai koefisien determinasi (R 2) biasanya sangat tinggi.

    5. 

    Estimator OLS dan kesalahan standarnya menjadi sangat sensitif dengan

    adanya perubahan kecil pada data.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    6/22

      110 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    6. 

    Terkadang taksiran koefisien yang diperoleh akan mempunyai nilai yang

    tidak sesuai dengan substansi sehingga dapat menyesatkan interpretasi.

    5.2.4 Deteksi Multikolinearitas

    1. Nilai R 2 Tinggi Tetapi Hanya Sedikit Variabel Independen

    yang Signifikan

    Salah satu ciri adanya gejala multikolinearitas adalah model memiliki

    koefisien determinasi (R 2) yang tinggi katakanlah di atas 0,8 tetapi hanya

    sedikit variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen

    melalui uji t (Gujarati dan Porter, 2010). Namun, berdasarkan uji F secara

    statistik signifikan yang berarti semua variabel independen secara bersama-

    sama mempengaruhi variabel dependen. Dalam hal ini terjadi suatu

    kontradiktif dimana berdasarkan uji t secara individual variabel independen

    tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, namun secara bersama-sama

    variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Widarjono, 2010;

    Ananta dalam Kuncoro, 2007).

    Aplikasi/penerapan:

    Kita dapat memanfaatkan model persamaan regresi pada persamaan

    (5.1) untuk menjelaskan hubungan antara konsumsi (Y), pendapatan (X1) dan

    kekayaan (X2). Secara teori konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan dan

    kekayaan. Untuk mengestimasi hubungan antara ketiga variabel maka

    ditampilkan data hipotetis berikut:

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    7/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   111 

    Tabel 5.1 Data Hipotetis Konsumsi, Pendapatan dan Kekayaan

    Rumah

    Tangga

    Konsumsi

    (Y)

    Juta per Bln

    Pendapatan

    (X1)

    Juta Per Bln.

    Kekayaan (X2)

    Juta

    1 1,72 2,5 25

    2 2 3,6 26,5

    3 2,7 3,7 35

    4 2,8 4 40

    5 2,9 4,7 60

    6 2,95 4,8 65

    7 3,5 4,85 66

    8 3,8 4,9 67

    9 4 5,5 70

    10 4,5 5,6 75

    11 4,6 5,7 7712 4,5 7 85

    Dari hasil estimasi dengan menggunakan paket program EViews 6.0

    diperoleh hubungan antara konsumsi (Y), pendapatan (X1) dan kekayaan (X2)

    sebagai berikut:

    Tabel 5.2. Hasil Estimasi Hubungan Antara Konsumsi,

    Pendapatan dan KekayaanDependent Variable: Y

    Method: Least SquaresIncluded observations: 12

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C 0.279801 0.575435 0.486243 0.6384X1 0.320418 0.292509 1.095412 0.3018X2 0.026604 0.016792 1.584344 0.1476

    R-squared 0.880890Adjusted R-squared 0.854421

    F-statistic 33.28027

    Prob(F-statistic) 0.000069

    Sumber: Hasil Pengolahan Data

    Dari hasil estimasi yang dimuat di Tabel 5.2 terdapat beberapa hal

     penting yang perlu diperhatikan:

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    8/22

      112 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    1. 

     Nilai koefisien determinasi (R 2) yang diperoleh sangat tinggi yaitu sebesar

    0,88 (88%), menunjukkan variasi variabel konsumsi mampu dijelaskan oleh

    variabel pendapatan dan kekayaan sebesar 88%.

    2. 

    Hasil uji-F signifikan secara statistik pada α =1%, berarti variabel

     pendapatan (X1) dan kekayaan (X2) secara simultan/bersama-sama

     berpengaruh terhadap variabel konsumsi (Y).

    3.  Variabel pendapatan (X1) dan kekayaan (X2) tidak berpengaruh signifikan

    secara statistik pada α =5%. Hal tersebut tentu saja berlawanan dengan teori

    konsumsi yang menganggap pendapatan dan kekayaan berpengaruh positif

    terhadap konsumsi.

    4. 

    Dari poin 1-3, kita dapat menduga bahwa dalam model terdapat masalah

    multikolinearitas.

    2. Matriks Korelasi

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa multikolinearitas adalah hubungan

    linear antara variabel independen di dalam regresi. Dengan menggunakan

    matriks korelasi maka hubungan linear antara variabel independen dapat

    diketahui. Sebagai aturan main (rule of thumb), jika nilai koefisien korelasi (r)

    > 0,80 maka kita dapat mengatakan bahwa dalam model terdapat masalah

    multikolinearitas sebaliknya apabila nilai koefisien korelasi < 0,80 maka kita

    dapat menduga bahwa dalam model tidak terdapat masalah multikolinearitas.

     Namun deteksi dengan metode ini perlu kehati-hatian. Masalah ini timbul

    terutama pada data time series  dimana korelasi antar variabel independen

    cukup tinggi karena kedua data biasanya mengandung unsur tren yang sama

    yaitu data naik dan turun secara bersamaan. 

    Aplikasi/Penerapan:

    Untuk menguji hubungan linear antar variabel independen dengan

    menggunakan matriks korelasi maka digunakan data determinan perilaku

    tabungan deposito di Maluku periode 2003Q1-2010.Q4. Data yang diperlukan

    ada pada Lampiran 5.1. Adapun dengan persamaan regresi berganda sebagai

     berikut:

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    9/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   113 

    t t t e INF  IR INC SAV    ++++=

    3210  β  β  β  β  …………………………. (5.2)

    dimana SAV adalah tabungan deposito riil, INC adalah pendapatan per kapita,

    IR adalah tingkat suku bunga riil dan INF adalah tingkat inflasi. Dengan

    menggunakan data pada Lampiran 5.1  maka diperoleh hasil estimasi paket

     program EViews 6.0 sebagai berikut:

    Tabel 5.3. Hasil Estimasi Hubungan Antara Tabungan Deposito,

    Pendapatan, Suku Bunga dan InflasiDependent Variable: SAV

    Method: Least Squares

    Sample: 2003Q1 2010Q4

    Included observations: 32

    Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

    C -479.3820 15.43645 -31.05520 0.0000

    INC 250.4020 6.676516 37.50489 0.0000

    IR 0.912369 0.250309 3.644972 0.0011

    INF 0.051269 0.321135 0.159650 0.8743

    R-squared 0.980504

    Adjusted R-squared 0.978415

    F-statistic 469.4025

    Prob(F-statistic) 0.000000

    Sumber: Hasil Pengolahan Data

    Dari hasil estimasi di atas tampak bahwa semua variabel independen

    signifikan secara statistik melalui uji t kecuali variabel INF (tingkat inflasi).

    Dilihat dari uji F, secara simultan semua variabel bebas memiliki pengaruh

    signifikan terhadap variabel SAV (tabungan deposito) pada tingkat signifikansi

    α = 1%. Di sisi lain nilai koefisien determinasi (R 2) yang diperoleh sangat

    tinggi yaitu sebesar 0,98 (98 %). Dari hasil tersebut kita dapat menduga bahwa

    model yang digunakan tidak mengandung masalah multikolinearitas.

    Untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih meyakinkan maka

    digunakan pendeteksian dengan metode matriks korelasi. Metode matriks

    korelasi pada dasarnya memanfaatkan nilai koefisien korelasi (r) antara

    variabel bebas sebagaimana tampak pada tabel berikut:

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    10/22

      114 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    Tabel 5.4 Matriks Korelasi Variabel Pendapatan Per Kapita,

    Suku Bunga dan Inflasi

    Variabel INC IR INF

    INC 1.000000 -0.064010 -0.003268IR -0.064010 1.000000 0.036612

    INF -0.003268 0.036612 1.000000

    Sumber: Hasil Pengolahan Data

    Dari hasil pengujian atau deteksi dengan metode matriks korelasi maka

    diperoleh hasil-hasil berikut:

    1. 

    Semua variabel bebas tidak memiliki nilai korelasi yang melebihi 0,80.

     Nilai korelasi antara variabel INC (pendapatan per kapita) dan suku bunga

    (IR) sebesar 0,064010

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    11/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   115 

    Adapun langkah-langkah menggunakan metode ini adalah :

    •  Langkah 1. Regresi INC dengan IR dan INF

    e INF  IR INC    +++= 210   β  β  β   …………………………………… (5.3)

    Hasil regresi :

    INC = 2,2929 – 0,0024*IR – 4,45721e-05*INF

    t-stat (40,313) (-0,345) (-0,005)

    F-stat = 0,059668 ( P-value = 0,942193)

    R 2  = 0,0041

    •  Langkah 2 : Regresi IR dengan INC dan INF :

    e INF  INC  IR   +++=210

      β  β  β  …………………………………… (5.4)

    Hasil estimasi:

    IR = 10,3175 – 1,7053*INC + 0,0468*INF

    t-stat (0,914) (-0,345) (0,197)

    F-stat = 0.079055 ( P-value = 0,924188)

    R 2 = 0,005422

    • 

    Langkah 3: Regresi INF dengan INC dan IR :

    e IR INC  INF    +++=210

      β  β  β   ………………………………….... (5.5)

    Hasil Estimasi:

    INF = 1,9599 – 0,0193*INC + 0,0284*IR

    t-stat (0,2198) (-0,0050) (0,1966)

    F-stat = 0,0195 ( P-value =0,980726)R 

    2  = 0,001341

    •  Langkah 4: Pengambilan keputusan :

    Keputusan ada tidaknya unsur multikolinearitas dengan cara

    membandingkan nilai F hitung (F statistik) dengan F tabel.

    •  Jika nilai F hitung > F tabel dengan tingkat signifikansi α dan derajat

    kebebasan tertentu maka dapat disimpulkan model mengandung unsur

    multikolinearitas.

    •  Jika nilai F hitung < F tabel dengan tingkat signifikansi α dan derajat

    kebebasan tertentu maka dapat disimpulkan model tidak mengandung

    unsur multikolinearitas.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    12/22

      116 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    •  Jika menggunakan paket program EViews 6.0 maka keputusan ada

    tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai probabilitas ( p-value)

    dari F-hitung.

    Berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui langkah 1-3 maka dapat

    dikemukakan beberapa hal penting berikut:

    1.  Semua hasil estimasi dari langkah 1-3 menunjukkan bahwa nilai

     probabilitas ( p-value) dari F statistik (F hitung) > 0,05 (α =5%) artinya tidak

    signifikan secara statistik pada α =5%.

    2. 

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung unsur

    multikolinearitas.

    4. Metode Klien

    Pada dasarnya cara deteksi multikolinearitas dengan metode Klien

    hampir sama dengan regresi auxiliary. Perbedaannya terletak pada

     pengambilan keputusan dimana dalam metode regresi auxiliary untuk

    menentukan ada tidaknya multikolinearitas maka tingkat signifikansi nilai F

    hitung yang dijadikan acuan. Sedangkan dalam metode Klien, penentuan ada

    tidaknya unsur multikolinearitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai

    koefisien determinasi asli dengan model regresi auxiliary. Menurut Klien,

    multikolinearitas terjadi jika koefisien determinasi (R 2) model regresi auxiliary

    lebih besar dari koefisien determinasi (R 2) model regresi asli.

    Aplikasi/Penerapan:

    Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dengan metode Klien digunakan

    kembali data determinan tabungan deposito berjangka di Maluku periode

    2003Q1-2010Q4 (Lampiran 5.1) dengan langkah-langkah berikut:

    • 

    Langkah 1. Lakukan estimasi model regresi asli (persamaan 5.1)

    Hasil estimasi menghasilkan koefisien determinasi (R 2) = 0,980504

    (Lihat Tabel 5.3).

    •  Langkah 2. Lakukan estimasi model regresi auxiliary

    Hasil estimasi :

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    13/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   117 

    - Koefisien determinasi persamaan (5.3) = 0,0041

    - Koefisien determinasi persamaan (5.4) = 0,0054

    - Koefisien determinasi persamaan (5.5) = 0,0013

    •  Langkah 3. Buat Keputusan.

    Karena nilai koefisien determinasi (R 2) model regresi asli lebih besar dari

    koefisien determinasi model regresi auxiliary maka dapat disimpulkan bahwa

    model tidak mengandung unsur multikolinearitas.

    5.2.5 Cara Mengatasi Multikolinearitas

    Tidak ada cara yang spesifik untuk mengatasi kolinearitas, tetapi ada

     beberapa cara berikut ini yang dapat dilakukan.

    1. Melihat informasi sejenis yang ada.

    Pada model:

    Konsumsi = α0 + α1 Pendapatan + α2 Kekayaan + µ ……………….. (5.6)

    Misalnya ada teori atau hasil empiris yang mengatakan bahwa dampak

     pendapatan terhadap konsumsi lebih besar dibandingkan dengan dampak

    kekayaan terhadap konsumsi atau lebih spesifik lagi misalnya perubahan

    konsumsi terhadap kekayaan 25% perubahan konsumsi (α2  =0,25 α1).

    Akibatnya dalam pemodelan dapat ditambahkan informasi tersebut sehingga

    modelnya menjadi seperti berikut:

    Konsumsi = α0 + α1 Pendapatan + 0,25α1 Kekayaan + µ………….. (5.7)

    Jika model pada persamaan (5.7) diestimasi maka akan diperoleh nilai α1, yang 

    kemudian menjadi landasan untuk mendapatkan nilai α2.

    2. Menghilangkan salah satu variabel yang berkorelasi

    Menghilangkan salah satu variabel yang berkorelasi dapat menghilangkan

    masalah multikolinearitas pada model. Akan tetapi, adakalanya pembuangan

    salah satu variabel yang berkorelasi menimbulkan masalah baru yaitu bias

    spesifikasi ( specification bias) yaitu salah spesifikasi model karena variabel

    yang dibuang merupakan variabel yang sangat penting.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    14/22

      118 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    3. Transformasi variabel

    Dalam mengatasi masalah multikolinearitas tersebut, kita dapat melakukan

    transformasi variabel. Misalnya kita mempunyai model regresi time series sbb:

    t t t t e X  X Y    +++=

    22110  β  β  β  …………………………………………... ( 5.8)

    dimana Y =tabungan; X1 =pendapatan; X2 = kekayaan

    Ditransformasi menjadi:

    e X  X Y    +∆+∆+=∆22110

      β  β  β  ………………………………… (5.9)

    dimana:

    ∆  = delta (perubahan)

    ∆Y = (Yt −Yt-1)

    ∆X1= (X1t−X1t-1)

    ∆X2= (X2t−X2 t-1)

    e = (et−et-1) 

    Hati-hati: terkadang nilai variabel gangguan (e) dalam diferensi pertama ( first

    difference) mengalami serial korelasi (autokorelasi) yang melanggar asumsi

    klasik.

    4. Penambahan data

    Masalah multikolinearitas pada dasarnya merupakan persoalan sampel

    sehingga masalah multikolinearitas seringkali dapat diatasi dengan menambah

     jumlah data. Namun dalam prakteknya tidak mudah mendapatkan data

    tambahan.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    15/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   119 

    5.2.6 Tugas/Latihan

    1.  Diketahui data-data ekonomi Indonesia periode 1984-2010 sbb:

    Tabel 5.5 Data FDI, GDP, OPEN dan INF Indonesia

    Periode 1984-2010

    TAHUN FDI GDP OPEN INF

    1984 5.82 13.44 42.88 8.76

    1985 6.39 13.46 33.63 4.31

    1986 6.19 13.52 40.79 8.83

    1987 6.58 13.57 39.00 8.9

    1988 6.36 13.62 39.50 5.47

    1989 6.53 13.70 41.28 5.97

    1990 6.56 13.76 45.87 9.53

    1991 6.97 13.83 48.18 9.52

    1992 7.57 13.89 48.59 4.941993 8.64 13.96 45.52 9.77

    1994 8.24 14.03 41.46 9.24

    1995 8.81 14.11 43.69 8.64

    1996 8.44 14.18 41.50 6.47

    1997 8.15 14.23 70.47 11.05

    1998 8.49 14.09 63.97 77.63

    1999 9.02 14.11 46.92 2.01

    2000 9.20 14.14 72.55 9.35

    2001 8.16 14.18 61.85 12.55

    2002 8.03 14.23 43.37 10.03

    2003 8.60 14.27 39.35 5.062004 8.43 14.32 47.79 6.4

    2005 9.10 14.38 50.80 17.11

    2006 8.70 14.43 43.72 6.6

    2007 9.24 14.49 44.90 6.59

    2008 9.61 14.55 50.13 11.06

    2009 9.63 14.60 50.16.5 11.15

    2010 9.68 14.70 50.20 11.20

    Dimana :

    FDI = Investasi asing langsung (nilai realisasi investasi asing langsung

    dalam bentuk ln)GDP = Pertumbuhan ekonomi (di- proxy dengan ln PDB riil)

    OPEN = Rasio ekspor dan impor terhadap PDB (keterbukaan ekonomi)

    INF = Inflasi (%)

    a) Berdasarkan data di atas lakukan estimasi atau regresi persamaan berikut:

    ),,(321

     X  X  X  f Y   =  

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    16/22

      120 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    e LnX  LnX  LnX  LnY    ++++=3322110

      β  β  β  β  ....................................... (5.10)

    Dimana Y=FDI, X1=GDP; X2 = OPEN; X3 = INF

     b) Uji/deteksi multikolinearitas dengan beberapa metode berikut:

    •  Nilai R 2 dan hasil uji t

    •  Matriks Korelasi

    • 

    Regresi Auxiliary

    •  Metode Klien

    c) Jika model tersebut kena multikolinearitas, bagaimana cara

     penyembuhannya? Jelaskan !

    5.3 Penutup

    5.3.1 Tes Formatif

    2. 

    Jelaskan apa yang dimaksud dengan kondisi multikolinearitas?

    3. 

    Jika model kita terkena multikolinearitas, apa memang pengaruhnya ?

    4.  Apa yang dimaksud dengan “high” but not “perfect” multicollinearity?

    Masalah apa yang akan terjadi?

    5. 

    Apa yang dimaksud dengan BLUE? Masih BLUE –kah jika model kitaterkena multikolinearitas?

    6.  Jika model kita terkena multikolinearitas, boleh tidak model tersebut kita

    lanjutkan saja tanpa perbaikan? Mengapa? Jelaskan!

    7. 

    Bagaimana kita dapat mengetahui suatu model terkena multikolinearitas?

    8.  Jika model kita kena multikolinearitas dan ingin menyembuhkannya,

     bagaimana cara penyembuhannya?

    5.3.2 Umpan Balik

    Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan dari test formatif di atas.

    Apabila penguasaan kurang dari 80% maka mahasiswa diharapkan

    mempelajari kembali dengan mengacu pada buku rujukan dalam penulisan

     buku ajar ini.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    17/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   121 

    5.3.3 Tindak Lanjut

    Apabila mahasiswa sudah dapat menjawab pertanyaan secara benar

    dengan penguasaan 80% sampai dengan 100% maka dapat melanjutkan

     pada materi selanjutnya.

    5.3.4 Rangkuman

    • 

    Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau korelasi

    yang tinggi/sempurna ( perfect ) antara masing-masing variabel independen

    dalam model regresi. Masalah multikolinearitas tidak terjadi pada regresi

    linier sederhana yang hanya melibatkan satu variabel independen.

    • 

    Multikolinearitas disebabkan oleh 1) sifat-sifat yang terkandung dalamkebanyakan variabel ekonomi berubah bersama-sama sepanjang waktu.

    2) Penggunaan nilai lag dari variabel-variabel bebas tertentu dalam model

    regresi.

    •  Adanya multikolinearitas sempurna dan kurang sempurna memiliki

    konsekuensi yang serius terhadap estimator OLS. Jika dalam model

    terdapat multikolinearitas sempurna maka konsekuensinya adalah

    1) estimator kuadrat terkecil (OLS) tidak bisa ditentukan, 2) varian dan

    kovarian dari penaksir OLS menjadi tak terhingga besarnya. Jika dalam

    model terdapat multikolinearitas kurang sempurna maka konsekuensinya

    diantaranya adalah 1) estimator OLS masih bersifat BLUE namun

    estimator yang didapatkan memiliki varians dan kovarians yang besar,

    sehingga estimasi yang tepat sulit dilakukan. 2) uji t untuk satu atau

     beberapa koefisien regresi cenderung untuk tidak signifikan. Kondisi ini

    terjadi karena nilai standar error -nya relatif besar.

    •  Terdapat beberapa metode untuk mendeteksi multikolinearitas diantaranya

    adalah nilai R 2 namun banyak variabel independen yang tidak signifikan

    melalui uji t, metode matriks korelasi, regresi auxiliary dan metode Klien.

    • 

    Penyembuhan multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara transformasi

    variabel menjadi diferensi pertama, mengeluarkan variabel yang

     berkorelasi tinggi dalam model dan menambah observasi.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    18/22

      122 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    5.3.5 Kunci Jawaban Test Formatif

    Kriteria kebenaran jawaban untuk soal no. 1 sampai dengan no. 6 sudah

    tercantum di buku ajar, jika mahasiswa dapat menjawab sesuai yang

    tercantum di buku maka dapat dikatakan penguasaan materi baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Gujarati, Damodar, N & D.C. Porter. 2010.  Dasar-dasar Ekonometrika  ( Basic

     Econometrics) Edisi Kelima. Terjemahan Eugenia Mardanugraha dkk.

    Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

     Nacrowi, D.N & H. Usman. 2006.  Pendekatan Populer dan Praktis, Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta :

    Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

    Sumodiningrat, Gunawan. 2010.  Ekonometrika Pengantar . Edisi Ketiga.

    Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

    Widarjono, A. 2010.  Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta :

    Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UII.

    Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

    Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

    Modul Praktikum Ekonometrika I, Jurusan IESP Fakultas Ekonomi Unpatti.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    19/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   123 

    SENARAI

    BLUE, singkatan dari  Best   Linear Unbiased Estimator . Model yang digunakan

    memiliki estimator OLS yang terbaik karena memenuhi syarat konsisten dan

    linear, tidak bias serta efisien sehingga estimator OLS memiliki varians minimum.

    Multikolinearitas; suatu pelanggaran terhadap asumsi klasik yang ditunjukkan

    oleh adanya hubungan linear atau kolinearitas sempurna antar variabel independen

    dalam model regresi metode OLS.

    Penyembuhan multikolinearitas, cara mengatasi multikolinearitas dengan

    menggunakan metode tertentu.

    Specification bias; salah spesifikasi model yang diakibatkan oleh berbagai faktor

    diantaranya diabaikan atau tidak dimasukkannya beberapa variabel penting dalam

    fungsi/model.

    Uji Multikolinearitas, pengujian model untuk mendeteksi unsur multikolinearitas

    dengan menggunakan berbagai metode tertentu.

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    20/22

      124 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

    LAMPIRAN

    Lampiran 5.1 Data Determinan Tabungan Deposito Perbankan

    di Maluku Periode 2003Q1-2010Q4

    Observasi IR INF INC SAV

    2003Q1 16.99 -0.28 2.04 49.98423

    2003Q2 10.07 4.23 2.05 47.7151

    2003Q3 9.44 1.27 2.07 53.27008

    2003Q4 1.65 4.11 2.08 46.2362

    2004Q1 10.25 -3.81 2.09 54.94743

    2004Q2 1.48 1.95 2.1 44.38857

    2004Q3 -0.24 -1.4 2.11 40.91136

    2004Q4 1.89 5.91 2.12 43.8175

    2005Q1 5.1 -3.86 2.13 51.50272

    2005Q2 5.95 4.68 2.15 59.31352

    2005Q3 5.95 6.79 2.16 67.00042

    2005Q4 -0.53 4.78 2.18 69.3839

    2006Q1 11.28 1.69 2.2 73.30181

    2006Q2 8.82 1.08 2.22 87.01762

    2006Q3 11.8 1.93 2.24 95.58215

    2006Q4 8.99 11.15 2.25 98.4362

    2007Q1 7.11 0.97 2.27 102.2938

    2007Q2 7.54 3.03 2.28 107.5279

    2007Q3 5.18 -0.48 2.3 109.2248

    2007Q4 6.33 1.24 2.32 113.4305

    2008Q1 4.34 1.76 2.34 114.1307

    2008Q2 0.39 0.54 2.37 112.5571

    2008Q3 3.58 2.37 2.39 117.1905

    2008Q4 15.59 1.08 2.42 130.4621

    2009Q1 8.78 3 2.43 128.0298

    2009Q2 12.1 6.96 2.45 138.3505

    2009Q3 6.87 4.98 2.46 140.3279

    2009Q4 2.9 -4.87 2.48 143.826

    2010Q1 4.29 2.26 2.5 152.1185

    2010Q2 6.7 -2.43 2.52 161.0902

    2010Q3 2.25 1.82 2.54 163.2558

    2010Q4 6.27 4.81 2.57 174.16

    Sumber: BPS & BI, 2003-2010

    Keterangan:

    SAV = Tabungan deposito, diproksi (diwakili) dengan tabungan deposito

    riil (triliun rupiah).

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    21/22

    Bab 5. Pelanggaran Asumsi Klasik: Multikolinearitas   125 

     INC   = Pendapatan, diproksi dengan PDRB per kapita harga konstan (juta

    rupiah).

     IR  = Suku bunga, diproksi dengan suku bunga deposito riil 3 bulan

    (persen). Suku bunga riil adalah suku bunga deposito yang

    dikurangi dengan tingkat inflasi.

     INF = Tingkat inflasi, diproksi dengan Indeks Harga Konsumen (%).

    Lampiran 5.2. Panduan EViews untuk Deteksi Multikolinearitas

    dengan Matriks Korelasi

      Pilih Quick

      Kemudian Pilih Series Statistics

      Pilih Correlations

      Tampil Kotak Series List

      Masukkan Semua Independen (INC, IR, INF)

  • 8/19/2019 Mult KoLinear

    22/22

      126 Buku Ajar Ekonometrika I Oleh Amaluddin  

      Klik Ok